Senin, 15 Juni 2015

PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI



BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Pembelajaran adalah seuatu kegiatan yang mencakup kegiatan belajar dan mengajar. Kegiatan pembelajaran dilakukian berdasarkan rencana yang terorganisir secara sistematis  yang mencakup tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang mencakup metode dan media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan umpan balik pembelajaran. Suatu trencana pembelajaran dan pelaksanaannya perlu memperhatikan hal-halyang terkait dengan belajar bagaimana belajar, belajar bagaimana berpikir, belajar bagaimana melakukan, dan belajar bagaimana bekerja sama dan hidup bersama.
Sejalan dengan perkembangan anak usia dini, maka pembelajaran perlu menekankan pada empat aspek tersebut di atas. Hal tersebut menjadi faktor yang kritis dalam perkembangan anak yang bersangkutan. Oleh sebab itu, pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan pada lembaga pendidikan anak usia dini yang dilakukan dalam bentuk berbagai kegiatan bermain perlu menekankan pada empat aspek tersebut di atas ditambah dengan aspek-aspek lain, seperti moral, perilaku baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat, maupun sebagai makhluk Tuhan sesuasi dengan nilai-nilai keagamaan.
Sifat pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini berlangsung secara stumulan dan holistik, sehingga pendekatan dan desain, serta pelaksanaan pembelajaran anak tersebut terintegrasi   secara terpadu.
Di sisi lain, ada hal yang penting yang juga harus diperhatikan oleh pendidik anak usia dini dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal penting tersebut adalah berkaitan dengan metode serta strategi dalam melaksanakan pengajaran bagi anak usia dini. Sukses tidaknya suatu pengajaran bagi anak usia dini di antaranya adalah tergantung bagaimana seorang pendidik (pengajar) menggunakan strateginya.

  1. RUMUSAN MASALAH
1.       Apakah pentingnya belajar untuk anak usia dini?
2.       Bagaimana strategi mengajar untuk anak usia dini?
3.       Faktor apa saja yang mempengaruhi proses belajar anak usia dini?
  1. TUJUAN
1.       Untuk mengetahui pentingnya belajar pada anak usia dini.
2.       Untuk mengetahui strategi untuk anak usia dini.
3.       Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses belajar usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pentingnya Belajar Usia Dini

Berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun,8 0% telah terjadi perkembangan yang pesat tentang jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif.
Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewatkan berarti habislah peluangnya.
Menurut Byrnes, pendidikan anak usia dini akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat adalah menghadapi masa sekolah. “Saat ini, beberapa taman kanak-kanak sudah meminta anak murid yang mau mendaftar di sana sudah bisa membaca dan berhitung. Di masa TK pun sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini,” jelas Byrnes.
Selanjutnya menurut Byrnes, bahwa pendidikan anak usia dini itu penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling bagus. Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk anak-anak adalah persiapan pendidikan mereka di usia dini.


B.      Strategi Mengajar Usia Dini

C.      Ada beberapa strategi dalam pelaksanaan kegiatan pengajaran anak usia dini. Di antara strategi tersebut adalah: (1) Perhatian Intens (2) Beri Dorongan (3)  Berikan Umpan Balik Khusus (4) Berikian Model Atau Contoh,(5)  Mendemontrasikan, (6) Menciptakan dan menambahkan tantangan, (7) Memberikan cara atau bantuan lainnya, serta (8) Memberikan informasi secara langsung. Sedangkan dalam makalah ini akan dibatasi pada empat strategi yang pertama yaitu :
D.      1.    Perhatian Intens
E.       Dalam melaksanakan pengajaran seorang guru sebagai pendidik harus mampu memberikan perhatian yang intens terhadap anak didik. Menaruh perhatian khusus terhadap anak  sejak usia dini  dapat membantu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berbahasa, serta kemampuan awal membaca dan menulis dengan cara bermain dan bersenang-senang anak juga mulai dapat mengembangkan kemampuan dasar berhitung, hal-hal konseptual dan kognitif serta konsep-konsep dasar ilmu alam dan pengetahuan teknis lainnya. Beberapa hal penting dapat mereka peroleh pada saat bermain seperti kemampuan memahami budaya dan seni, kemampuan memahami mahkluk hidup dan lingkungan sekitar, bangkitnya kesadaran terhadap kesehatan lingkungan, olahraga dan rekreasi.
F.       Selain itu, agar setiap anak  mampu memikul tanggung jawab kemajuanbangsa di masa yang akan datang, maka anak-anak  (tidak terkecuali) harus mendapatkanperhatian dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial. Perhatian dan pemberian kesempatan tumbuh kembang pada anak usia dini harus merupakan tekad dan aksi yang ditunjukkan oleh keuarga, masyarakat dan pemerintah secara bersama-sama. Upaya ini sekaligus merupakan bentuk perlindungan serta mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya tanpa adanya diskriminasi.
G.     Sepanjang rentang kehidupan manusia, masa anak usia dini "periode keemasan atau golden period". Pada masa tersebut terjadi pembentukan dasar-dasar sikap dan perilaku serta perkembangan berbagai dimensi kecerdasan (inteletual, emosional, sosial, spiritual, kinestetik dan seni) yang intensif. Periode keemasan tersebut hanya berlangsung satu kali di sepanjang rentang kehidupan manusia. Jika potensi-potensi dasar pada periode tersebut kurang memperoleh berbagai rangsangan maka tidak mustahil kalau potensi anak akan tenggelam atau tidak berfunsi sama sekali (lost of capacity) ketika ia tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi dewasa.
H.      2.    Beri Dorongan
I.        Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yangmenyenangkan, yaitu pola asuh yang otoritatif (demokratik). Artinya : pengasuh harus pekaterhadap isyarat-isyarat anak, memperhatikan minat, keinginan ataupendapa anak, tidak memaksakan kehendak pengasuh, penuh kasih sayang, dankegembiraan, menciptakan rasa aman dan nyaman, memberi contoh tanpamemaksa, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikanpenghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang baik,memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak tidak dapatmelakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan.Pola asuh otoritatif penting untuk mengembangkankreativitas anak. Dengarkan omongan anak dorong anak  untuk berani mengucapkan pendapatnya,hargai pendapat anak jangan memotong pembicaraan anak, jangan memaksakanpendapat orangtua atau melecehkan pendapat anakRangsanglah anak untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan tentangberbagai hal dilingkungannya, beri kebebasan dan dorongan untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir, mencoba dan mewujudkangagasan. Berikan pujian untuk hasil yang telah dicapainya walau sekecilapapun. Jangan menghentikan rasa ingin tahu anak jangan banyak mengancam ataumenghukum, beri  kesempatan untuk mencoba, asalkan tidak membahayakandirinya atau orang lainBila anda sejak dini mendorong Si Kecil untuk berbagi dan memikirkan orang lain berarti telah membentuk sifat yang baik.
J.        Contoh:
K.      Beri waktu. Buat seorang anak belajar berpakaian, melepas pakaian, mengancingkan kancing, mengikat tali sepatu, menutup retsleting atau mengancingkan kancing jepret  membutuhkan waktu. Mengharapkan si dua tahun menarik celana memang mudah, tapi berharap ia bisa mahir mengikat tali sepatu sebelum ia masuk taman bermain tidaklah realistis. Anda harus terus memberi dorongan atau memotivasinya dengan sabar. Anda harus memberinya cukup membanyak waktu agar ia bisa menyelesaikan satu tugas
 3.    Berikan Umpan Balik Khusus
Seorang pendidik anak usia dini tidak berhenti  pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, atau menyampaikan materi pembelajaran kepada anak didi. Tetapi pembelajaran tersebut harus ditindak lanjuti dengan melaksanakan umpan balik terhadap anak setelah selesai mengadakan kegiatan pembelajaran.
Contoh:
L.       Menulis adalah kegiatan yang membutuhkan keterampilan motorik halus bagian tangan. Keterampilan motorik halus bagian tangan akan melibatkan banyak otot kecil: jari jemari, telapak tangan dan pergelangan tangan.
M.    Ketika usia si kecil menginjak tahun kedua, sirkuit otak yang mengendalikan dan mengkoordinasikan gerakan tangannya masih berkembang pesat seperti di tahun pertama usianya. Di samping itu, bagian otak lain yang bernama serebelum juga mulai berkembang. Serebelum bertugas mengatur waktu dan koordinasi untuk hampir semua tugas motorik.
N.     Latihan penting sekali untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak batita. Latihan ibarat ”umpan balik’  bagi otak mereka. Makin sering si kecil berlatih, makin pesatlah perkembangan sirkuit otaknya, dan makin baguslah kemampuan si kecil mengontrol dan mengkoordinasikan motorik halusnya.
O.     4.    Berikan Model Atau Contoh
P.       Mengajarkan nilai kehidupan , kemanusiaan ,budaya dan pengembangan moral pada anak usia dini membutuhkan keteladanan dari orangtua, guru dan masyarakat . dan penanaman ini tidak hanya berlangsung dirumah saja tetapi juga berlangsung disekolah dan masyarakat . sesuai dengan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, kepada tuhan YME berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap ,kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Contoh dalam pelajaran sosial misalnya dalam nilai kehidupan dan kemanusiaan yang ingin ditanamkan bagaimana hidup rukun di dalam keluarga, masyarakat berkasih sayang antar anggota keluarga, memelihara kebersihan lingkungan. mengajarkan nilai kebudayaan misal di daerah Jakarta siswa harus tahu asal mula ondel-ondel terbuat dari apa, gunanya buat apa dan bagaimana cara memeliharanya. Sedangkan mengajarkan pengembangan moral bagaimana bersikap kepada yang lebih tua dan muda, dan yang paling penting strategi mengajarkan nilai kehidupan, kemanusiaan, budaya dan moral pada anak usia dini kita harus memberikan teladan atau contoh terlebih dahulu kalau ingin anak kita sopan maka harus terlebih dahulu orangtuanya sopan karena anak usia dini itu melihat contoh dari keluarga, masyarakat/lingkungan dan memang sedang berada pada proses imitasi atau meniru. Dan inipun harus berlangsung secara kontinu dan konsisten dari pendidik dan praktisi sosial.
Q.     Orangtua adalah guru terbaik bagi anak termasuk ketika mengajarkan cara mengekspresikan emosi. Berikan contoh pada anak-anak perilaku yang sesuai saat sedang marah atau sedih. Berikan pula beberapa pilihan lain bagaimana cara mengekspresikan kemarahan, kegembiraan atau kesedihan.
R.      Kembangkan sikap bertanggung jawab pada anak.Misal, jika anak  menumpahkan minuman minuman ke lantai, maka dia harus membersihkan sendiri. Sebelumnya berikan contoh dan penjelasan mengapa ia harus melakukan itu.
S.        
C.      Faktor Yang Mempengaruhi.

1. Faktor lingkungan, faktor ini sangat berpengaruh terhadapat pendidikan anak usia dini, yang dimaksud faktor lingkungan di sini ialah berupa lingkungan fisik yang ada di PAUD seperti halnya adanya suara, cahaya, suhu, dan desain kelas. Apabila lingkungan fisik tersebut terkontrol dengan baik maka anak usia dini akan merasa nyaman dalam belajar. Contohnya seorang guru mendesain kelas dengan sebuah gambar yang bagus atau warna-warna yang ramai, karena seorang anak kecil itu sangat menyukai warna warna yang menarik.
2. Faktor faktor sosial. Faktor ini sangat berpengaruh dalam perkembangan kecakapan sosial anak. Di dalam kondisi sosial ini anak akan belajar bagaimana bekerja sama, berinteraksi, sehingga anak akan belajar menghargai orang lain. Ketika faktor sosial berperan sangat baik di dalam pendidikan anak usia dini, maka perkembangan belajar anak pun nantinya juga akan meningkat, khususnya dalam bidang sosial.
3. Faktor emosi, yaitu emosional yang mempengaruhi anak belajar. Emosional disini berkaiatan dengan motivasi anak dalam belajar. Ketika anak memiliki emosi yang bagus dia akan semangat dalam belajar dan ketika mereka sedang dalam emosi yang tidak bagus anak usia dini cenderung tidak mau untuk diajak belajar. Karena kondisi emosi tiap anak berbeda – beda, maka pendidik memiliki tugas ekstra untuk mencari strategi yang dapat membangkitkan motivasi mereka dalam belajar.
4. Faktor fisik anak dalam mengikuti pembelajaran. Anak memerlukan kesiapan fisik yang cukup baik untuk belajar. Kesiapan fisik yang dimaksud di sini adalah berkaiatan dengan kondisi anak yang berkaitan dengan makan minum, istirahat, kecukupan waktu tidur, dan aktivitas yang dilakukan. Ketika kondisi anak tidak dalam keadaan baik, misalnya terlalu lelah, hal tersebut akan mempengaruhi bagaimana anak dalam belajar. Ketika anak lelah anak akan tidak semangat lagi dalam belajar. Oleh karena itu faktor kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran di PAUD, harus memperhatikan hal tersebut sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan optimal. Seorang anak yang kuat  dan sehat lebih beruntung dibandingkan dengan anak yang kecil dan "ringkih", ia dapat lebih banyak mengikuti aktifitas-aktifitas sesuai dengan tahap perkembangannya. Kegiatn-kegiatan tersebut memberikan pengalaman baginya yang merupakan modal dasar bagi perkembangannya. Seorang anak yang terlalu kurus, terlalu gemuk, terlalu tinggi atau terlalu pendek tubuhnya, oleh teman-teman yang mempunyai struktur tubuh yang normal, kurang lebih sama dan merata, dianggap sebagai penyimpangan. Mereka yang struktur badannya lebih atau kurang dari temannya, akan menjadi obyek gangguan dan cemoohan teman-teman, hal yang mana mempengaruhi pembentukan sikap dan kepribadiannya. Keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap orangtua terhadap anak. Sikap dan harapan orangtua mengenai anaknya turut pula berpengaruh. Seorang anak yang fisiknya berkembang dengan baik, diharapkan sanggup bertingkah laku dengan cara yang lebih matang daripada semestinya. Anak yang kecil dan mungil akan sangat dilindungi oleh seorang. Beberapa sikap yang terbentuk pada masa kanak-kanak, akan menetap terus walaupun sudah tidak alasan untuk mempertahankan sikap-sikap tersebut : cacat tubuh, misalnya : bentuk tubuh, kesulitan pendengaran, alergi, konstitusi yang lemah, bisanya mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhdap kecenderungan anak. Sikap teman-teman terhadap dirinya dan penyimpangan fisiknya, akan mempengaruhi sejauh mana anak akan memperlihatkan sifat-sifat yang timbul sebagai reaksi terhadap cacat tersebut.
5. Faktor menggunakan pembelajaran terpadu. Karena cara berfikir anak yang holistik, pembelajaran yang dilakukan di PAUD sebaiknya menggunakan pembelajaran yang terpadu untuk memudahkan mereka dalam menerima apa yang diajarkan oleh gurunya.



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Pembelajaran pada usia dini sangatlah penting bagi perkembangan perilaku dan sikap anak untuk ke depannya, orang tua di haruskan untuk membimbing anaknya dengan sangat baik. Jaman sekarang ini banyak anak yang memiliki perilaki yang sangat jauh dari nalar orang-orang biasanya. Hal itu di karenakan orangtua yang tidak bisa membatasi anak dengan lingkungannya, akhirnya lingkungan yang buruk pun masuk tanpa diketahui orangtuanya sendiri. Maka dari itu orangtua berperan penting dalam proses pembelajaran pada anak usia dini.



DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar