Senin, 25 Januari 2016

FENOMENA FENOMENA PSIKOLOGI DALAM INTERNET: PLAGIAT YANG TERDAPAT DALAM INTERNET


A.PSIKOLOGI DAN INTERNET DALAM LINGKUP INTERPERSONAL

                Burgon & Huffner (2002) dalam bukunya Human Communication menjelaskan bahwa komunikasi ialah sebuah proses pemikiran berupa seleksi informasi (kognitif), menilai atau mempersepsikan pengalaman (afektif) dan bertindak balas terhadap informasi yang disampaikan tersebut (psikomotorik).
            Proses komunikasi ini dapat dilakukan dalam diri manusia sendiri, orang lain dan kumpulan manusia dalam proses sosial (massa). Merujuk pendapat tersebut maka Burgon & Huffner (2002) mengkategorikan 3 jenis komunikasi, yaitu:

a. Komunikasi intrapersonal
b. Komunikasi interpersonal
c. Komunikasi massa

            Pada kesempatan kali ini Komunikasi Interpersonal yang akan kita bahas. Komunikasi interpersonal sendiri memiliki arti yaitu komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media.

Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut:

1.      Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik, saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang lain tetapi tidak dibalas?
2.      Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik. Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara kita kurang nyaman diajak berbincang.
3.      Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan yang arahnya membujuk orang lain.

Pada perkembangan penggunaan internet  maka ilmu komunikasi-pun mulai menjamah untuk dijadikan objek penelitian. Tidak banyak yang melakukan riset internet dari sudut pandang  ilmu komunikasi khususnya di Indonesia. Kesenjangan yang  paling utama adalah belum adanya kepastian tentang status internet dalam konteks sebagai media komunikasi. Banyak yang mempertanyakan status internet sebagai media komunikasi interpersonal ataukah media massa. Hasil temuan dan observasi menunjukkan bahwa internet memiliki tiga fasilitas utama yang digunakan dalam berkomunikasi, yaitu electronic mail (e-mail), web sites serta internet relay chatt (chatting). E-mail dan chatting banyak digunakan dalam komunikasi interpersonal yang secara teknis berupa komunikasi di informasi point to point atau point to multipoint. Perbedaan antara e-mail dan chatting adalah pada bentuk komunikasi yang dilakukan. Jika e-mail merupakan asynchronorous communication sedangkan chatting berbentuk synchronorous communication. Untuk fasilitas web sites , lebih digunakan sebagai media komunikasi massa dengan unique point berupa periodisasi, pesan yang universal dan up to date informations. Namun kelebihan web sites disamping  fasilitas lain adalah dapat digunakan untuk e-mail ataupun chatting.


B. Aspek Demografi dari individu pengguna internet.

Situs jejaring social memiliki beragam fitus teknis. Namun pada umunya, mereka memuat dan memperlihatkan profil penggunanya serta daftar teman yang juga merupakan pengguna dalam system tersebut. Umumnya profil disusun berdasarkan pernyataan yang mengacu pada usia, gender,  lokasi, dan “tentang saya”. Biasanya pengguna dapat mengetahui gender pengguna lain berdasarkan nama atau foto profil yang diunggah pengguna lain. Ini digunakan untuk memperkenalkan diri kepada dunia maya tentang siapa dan bagaimana tentang dirinya.
Berangkat dari studi mengenai komunikasi interpersonal dan media, para peneliti telah mengembangkan tipologi untuk berbagai motif dalam penggunaan internet, yaitu:

1.      Kegunaan interpersonal
2.      Mengisi waktu luang
3.      Pencarian informasi
4.      Kemudahan/kenyamanan
5.      Hiburan

Diseluruh di dunia, terutama di Indonesia, usia muda adalah usia yang banyak menggunkana internet dan banyak menghabiskan waktu didunia maya dan bersosialisaisi dijejaring sosial seperti facebook, twitter ataupun jaringan sosial yang lain. Pemasar yang ingin memasarkan barang produksi untuk kaula muda dapat memanfaatkan social media sebagai sarana promosi yang sangat ampuh. Contohnnya situs http://www.tokobagus.com/  yang dimana pemasar dapat mempromosikan barang produksinya disitu tersebut.



C. Aspek Psikologi individu pengguna internet.

Apa itu internet? Tentunya hampir sebagian masyarakat di dunia sudah mengenal istilah internet itu sendiri berasal dari kata dari interconnection-networking, bila dijabarkan secara sistem global maka internet merupakan jaringan komputer diseluruh penjuru dunia yang saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sehingga antara komputer dapat saling mengakses informasi dan bertukar data. Internet mencangkup segala sesuatu secara luas baik itu komputerisasi maupun telekomunikasi.
Namun tahukah anda bahwa internet tersebut memberikan dampak negatif bagi penggunanya, khususnya dikalangan remaja? Apalagi pengguna internet yang berlebihan dapat merubah pola hidup masyarakat menjadi negatif, terutama bagi para remaja berusia 8-12 tahun. Bahkan media masa di Indonesia menyoroti kecenderungan meningkatnya korban remaja akibat penggunaan facebook, dan Komisi Perlindungan Anak paling tidak mencatat 100 laporan pengaduan dengan korban anak-anak dan remaja akibat penggunaan negatif interaksi dunia maya.
Dampak negatif ini tidak lain berasal dari adiksi (ketergantungan) pada permainan online, cybersex, role-playing fantasi. Kerancuan identitas inpun disorot sebagai dampak buruk penggunaan internet, ancaman lainnya adalah bullying, child pornography dan penyebaran pedophilia melalui internet. berbagai dampak negatif tersebut diduga karena efek anonimitas di dunia maya. Bahwa godaan anonimitas, multiplisitas dan invisibility yang terjadi saat pembuatan identitas online menjadi faktor penyebab berbedanya perilaku seseorang didunia maya.

Terlepas dari berbagai sorotan dampak negatif interaksi diri dan internet terdapat pula dampak positif penggunaan internet. Analisis situs pribadi gadis remaja yang dilakukan oleh Stern (2002) menunjukkan bahwa internet memberikan kesempatan yang baik bagi anak-nak untuk mengekspresikan diri serta mengembangkan pengertian sosial dan seksual.
Lidia Sandra mengungkapkan ekspresi diri melalui identitas online konsisten dengan teori-teori pembentukan sosial. Identitas online dapat digunakan untuk mengeksplorasi aspek-aspek diri, memfasilitasi kesadaran diri yang lebih besar dan menjadi katalis untuk perubahan positif. Bahkan identitas online justru memfasilitasi flexible selves seseorang yang merupakan adaptasi yang wajar dan perwujudan eksplorasi diri. Dunia maya juga memfasilitasi keterbukaan emosional di ruang maya yang membuat individu mampu mengekspresikan diri dan dimengerti. "Hubungan yang berarti terbentuk di dunia maya, kerena media ini secara natural memfasilitasi individu memaparkan diri lebih intim denga mediasi layar dan nama samaran," ungkap perempuan kelahiran Pasuruan, 5 Juli 1975 saat mempertahankan desertasi "Dinamika Psikologis Interaksi Konsep Diri dan Identitas Online".

Didampingi promotor Prof. Drs. Koentjoro, M.Bsc., Ph.D dan ko-promotor Prof. Dr. Saifuddin Azwar, M.A dan Prof. Drs. Adrianus Meliala, M.Si, M.Sc, Ph.D, Lidia Sandra berkesimpulan aktivitas interaksi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu instrumental, sosial dan hiburan. Sementara Aktivitas terbesar pada pengguna internet di Indonesia adalah sosial komunikasi. Sedangkan dampak interaksi berkarakter paradoksial, seperti pisau bermata dua, yaitu dapat meningkatkan atau menurunkan kesejahteraan psikologis. Bahwa dampak yang dirasakan oleh individu akan menjadi feedback bagi konsep diri untuk melakukan evaluasi terus menerus dalam memilih identitas online yang lebih sesuai. "Didapatkan titik awal dan akhir siklus tumpang tindih, yaitu upaya pencapaian kesejahteraan psikologis melalui evaluasi diri terus menerus terhadap identitas yang dipilih," papar Lidia Sandra yang dinyatakan lulus program doktor Fakultas psikologi UGM dengan predikat cumlaude. (Humas UGM/ Agung).


Fenomena plagiat dalam internet

Plagiat atau Plagiarisme internet adalah penciplakan atau penggunaan semula karya yang didapati  melalui laman internet, menjadikan idea orang lain sebagai hak sendiri tanpa sebarang kredit diberikan kepada penulis asal dan karya asal. Kata ‘Plagiat’ itu sendiri berasal daripada perkataan bahasa Inggeris ‘Plagiarism’ yang terhasil daripada perkataan Latin, ‘Plagiarius’, dan perkataan Greek ‘Plagion’. Kata ‘Plagion’ ini membawa maksud menculik atau mencuri sesuatu atau seseorang. Kamus Dewan pula mendefinasikan plagiat sebagai perbuatan meniru, mencontoh karangan (tulisan, hasil kerja orang lain) atau mengutip karangan orang lain (tanpa izin penulis asal). Plagiat juga dianggap sebagai mencedok,yaitu mencedok ciptaan orang lain dan menyiarkannya sebagai ciptaan sendiri.
            Plagiat di Internet. Terlalu banyak aktiviti plagiat yang boleh dilakukan menerusi Internet. Antara aktiviti plagiat ini kebiasaanya melibatkan teks, perisian komputer, animasi – tidak kira dalam bentuk video, audio, grafik dan sebagainya. Terdapat juga aktiviti plagiat di mana teks daripada artikel, buku, blog, wikipedia dan jurnal ditiru. Beribu-ribu hasil carian seperti artikel, data dan gambar boleh didapati dengan hanya menaip kata kunci dan melakukan satu carian yang mudah. Hasil carian diperoleh dalam masa beberapa saat sahaja. Hasil carian kemudiannya boleh di salin tampal (copy-paste), di muat turun ke dalam komputer sendiri malahan ada yang sanggup bertindak lebih jauh lagi – dengan membayar bagi mendapatkan salinan karya tersebut.
Menurut wikipedia, terdapat 7 aktivitas yang boleh digolongkan sebagai tindakan plagiat:
1.      Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan anda sendiri
2.      Mengakui idea orang lain sebagai idea anda sendiri
3.      Mengakui penyelidikan, data dan uji kaji orang lain sebagai kepunyaan anda sendiri
4.      Mengakui karya kelompok orang lain sebagai hasil anda sendiri
5.      Menyajikan tulisan yang sama pada masa yang lain tanpa menyebut asal-usulnya (karya asal)
6.      Menyalin, meringkas dan menulis semula perkataan, ayat atau idea yang diperoleh daripada sumber lain dan menulis semula mengikut kefahaman anda sendiri.
7.      Melakukan terjemahan bahasa tanpa menyatakan sumber asal terjemahan tersebut

Terdapat beberapa faktor penyebab mengapa seseorang itu melakukan plagiat. Antaranya seperti yang berikut:
    1. Kesuntukan masa dan tiada idea dalam menyiapkan sesuatu tugasan
    2. Tiada kemahiran dalam melakukan penyelidikan
    3. Sikap mereka yang melakukan plagiat itu sendiri
    4. Kurang pendedahan tentang plagiat dan undang-undang hak cipta

    Faktor Tindak Plagiat
Beberapa faktor yang menyebabkan tindak plagiat masih terjadi di kalanagan mahasiswa adalah:
·         Kurangnya pengetahuan tentang aturan penulisan karya ilmiah. 
·         Mahasiswa seringkali di berikan banyak tugas oleh dosen. Di dalam membuat tugas yang di berikan oleh dosen, sebagian  mahasiswa belum  mengerti tentang bagaimana tata cara membuat karya ilmiah. Oleh sebab itulah  sangat penting untuk memahami tata cara penulisan yang baik dan benar.

Penyalahgunaan teknologi
Di dalam erang yang serba modern, banyak sekali kita mendapatkan  sebuah informasi. Entah itu melalui medai cetak maupun media elektronik. Akan tetapi banyak mahasiswa yang menggunakan teknologi sebagai bahan referensinya, internet adalah  salah  satu  contoh yang sering di gunakan oleh mahasiswa untuk bahan referensi. Akan  tetapi mahasiswa sering tidak mencantumkan sumber yang mereka peroleh ke dalam tugasnya.   

Ø  Malas
Sifat  malas  pasti ada pada dalam diri seorang  manusia, begitupun seorang mahasiswa pasti mempunyai sifat malas. Karena dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen sehingga mereka mengambil jalan pintas dengan  copy-paste karya seseorang  dengan  tidak mencantumkan darimana sumber yang mereka dapatkan.

Ø  Tidak percaya diri
Mahasiswa sangat berbeda sekali dengan  seorang siswa. Seringkali mereka tidak percaya diri akan pikiran-pikiran yang mereka keluarkan. Bahkan mereka beranggapan karya orang  orang lain di anggap lebih sempurna dari pada karyanya sendiri. Tetapi  tiu belum pasti benar. Yang harus di tanamkan di dalam diri setiap mahasiswa adalah  kepercayaan diri.

Ø  Hanya menginginkan nilai bagus
Bayak mahasiswa yang kuliah hanya untuk mendapatkan gelar saja. Mereka tidak dapat mengembangkan pola fikirnya. Sehingga mereka berfikiran sempit dengan beranggapan kuliah  hanya untuk mendapat nilai bagus. Sehingga mereka mengambil jalan pintas untuk mendat nilai bagus dari dosen.  

Ø  Sanksi belum ditegakkan secara tegas
Di Indonesia sudah  terdapat perlindungan  terhadap hasil karya seseorang. Akan tetapi hukum yang sudah ada belum secara maksimal di tegakkan. Sehingga tindak plagiat masih terjadi di kalangan mahasiswa. Bahkan tidak dapat di bedakan antara kaya yang asli dengan karya jiplakkan. Karena ahlinya seorang  plagiator. 

Upaya Untuk Mengurangi Tindak Plagiat
Ditinjau dari faktor-faktor  yang  telah diuraikan diatas, penyebabkan plagiat tetap berlangsung di kalangan mahasiswa, ada beberapa upaya yang harus di lakukan oleh mahasiswa untuk mengurangi plagiat ialah sebagai berikut: 

Ø  Mempelajari tata cara penulisan karya ilmiah.
Di dalam kehidupan  sebagai mahasiswa kita harus selalu membaca. Kita pasti mendapatkan buku panduan untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah. Sehingga kita baca dan pahami bagaimana tatacara dalam  membuat sebuah karya tulis ilmiah.

Ø  Tindakan yang tegas bagi para plagiator.
Hukum harus bertidak tegas terhadap para plagiator. Jangan  pandang bulu. Sehingga dalam penegakan hukum dapat berjalan  dengan  lancar dan membuat jera para plagiator.

Ø  Menanamkan moral  anti plagiat dalam diri sendiri.
Penanaman  moral anti plagiat sangat penting sekali. Mereka harus percaya diri dalam mengerjakan tugas. Bukan nilai yang baik dalam mengerjakn tugas, tetapi ilmu yang bermanfaatlah yang kita cari. Sehingga terdi sifat menghargai antar karya seseorang.



    Ada juga beberapa Elemen Plagiat adalah :
·         Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,
·         Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri
·         Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri
·         Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,
·         Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya
·         Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan
·         Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.
    Dan yang terakhir Isu-isu global yang berkaitan dengan plagiat dalam internet, yaitu :
“Seminggu yang lalu atau tepatnya tanggal 5 Agustus 2010 pukul 23.40, saat melakukan pencarian dimana saja artikel kami digunakan, saya menemukan sesuatu yang menarik. Kami menemukan sebuah website yang memiliki susunan redaksi dan mengusung nama Koran Anak Indonesia, yang menggunakan setidaknya 21 tulisan dari langitselatan baik berita maupun artikel dengan mengakui kalau kesemua tulisan tersebut merupakan copyright dari Koran Anak Indonesia”.

“Dengan tindakan seperti itu, maka kami dari langitselatan melihat bahwa tindakan Koran Anak Indonesia sebagai tindak pelanggaran hak cipta dan karya orang lain atau dengan kata lain tindak plagiasi”.







SUMBER :

http://keishafeggy.blogspot.com/2013/12/fenomena-fenomena-berkaitan-dengan.html


http://vennababysoraya.wordpress.com/2013/11/23/penulisan-14-dalam.html






Kinerja Kelompok :
·         Adetya Ilham  :                    10514212         Searching
·         AkbarioHadi Wijaya :          10514700         Typing
·         Ishadi  Adikusumo :             15514494         Searching
·         Reza okky kurniawan  :       19514178         Sarana & Prasarana
·         WillyIskandar :                    1C514248        Editor