Rabu, 23 Maret 2016

Fenomena Kesehatan Mental & Konsep Normal - Abnormal

Fenomena Kesehatan Mental yang terjadi dalam Masyarakat saat ini
Pengertian fenomena adalah rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat kaca mata ilmiah atau lewat disiplin ilmu tertentu. Fenomena terjadi di semua tempat yang bisa diamati oleh manusia.

Contoh Kasus tentang kesehatan Mental : 
Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya.
Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. 
Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini.
Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.
Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.
Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.
Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. “Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat.”
Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.
Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. “Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah,” tegasnya.
Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.
 

PENGERTIAN Normal DAN Abnormalitas
Para ahli sangat sulit merumuskan kedua hal tersebut,karena :
1.      Sulit menemukan manusia yang sempurna/ideal
2.      tidak ada batasan yang tegas ttg batasan normal dan abnormal.
WHO mengatakan bahwa sehat itu adalah :suatu keaadaan berupa kesejahteraan fisik, mental, dansosial secara penuh dan bukan semata2 berupa absennya penyakit atau keadaan lemah tertentu. Karl menninger (psikiater) mengatakan kesehatan mental adalah penyesuain manusia terhadap duniadan satu sama lain dengan keefektifan dan kebahagia yang maksimum.
H.B. Boehm (psikolog) kesehatan mental adalah keadaan yang relatif tetap dimana sang peribadimenunjukan penyesuaian atau mengalami aktualisasi diri atau realisasi diri, ini merupakan keadaanpositif.

PENGERTIAN ABNORMALITAS
Abnormal adalah orang yang tingkah lakunya sngat berbeda dari norma yang berlaku dalam suatumasyarakat ATAU pelanggaran norma sosial. Kriteria orang yang abnormal adalah :
1.      Penyimpangan dari norma Statistik
2.      Penyimpangan dari norma sosial
3.      Tekanan Batin
4.      Gejala “salah suai” (MALADJUSTMENT)
5.      Ketidak matangan

PENYIMPANGAN DARI NORMA STATISTIK
Pandangan ini menyatakan abnormalitas adalah setiap hal yang luar biasa, tidak lazim, atau secaraharafiah yang menyimpang dari norma, dengan mengikuti kuve normal berdasarkan frekuensi statistik. Menurut Calhoun & Acocella, kelemahan ini adalah tidak adanya perbedaan antara penyimpangan yang diinginkan dan yang tidak diinginkan. 

PENYIMPANGAN NORMA SOSIAL
Pandangan ini menyatakan abnormalitas Diartikan sebagai nonkonformitas, yaitu sifat tidak patuh atautidak sejalan dengan norma sosial. Masyarakat memiliki standar, seperangkat norma standar, aturan untuk perilaku, yang meliputi hampir semua aspek kehidupan.ex : buka baju, cara makan, dll.

Ada dua pengandaian yg diragukan kebenarannya:
1.      apa yang dinilai tinggi dan dilakukan oleh mayoritas selalu baik dan benar.
2.      perbuatan individu yang sejalan dengan norma masyarakat selalu menunjang kepentingan individu, kelompok atau masyarakat itu sendiri.

  • TEKANAN BATIN
Pandangan ini menyatakan abnormalitas dipandang berwujud perasaan2 cemas, depresi atau sedih,atau rasa bersalah yang mendalam. Ini bukan patokan yang baik untuk melihat abnormal atau sebaliknya. Tekanan batin yang kronik seperti tak berkesudahan mungkin merupakan ada indikasi yang tidak beres.

  • Gejala “salah suai” (MALADJUSTMENT
Pandangan ini menyatakan abnormalitas dipandang sebagai ketidakefektifan individu dalammenghadapi, menanggapi atau melaksanakan tuntutan2 dari lingkungan fisik dan sosialnya maupunyang bersumber dari kebutuhannya sendiri. Kriteria ini bersifat negatif, dalam arti tidak memperhitungkan fakta bahwa individu dapat berpenyesuaibaik (Well-adjusted) tanpa memanfaatkan dan memperkembangkan kemapuan2 nya.

  • KETIDAK MATANGAN
Pandangan ini menyatakan BAHWA seseorang dikatakan abnormalitas bila perilakunya tidak sesuaidengan tingkat usianya, tidak selaras dengan situasinya

  • BEBERAPA ISTILAH TENTANG PERILAKKU ABNORMAL
PERILAKU ABNORMAL     : aspek batiniah kepribadian,aspek perilaku yang dapat langsung diamati,perilaku                                spesifik (pobia, dll)
Perilaku Maladaptif           : perilaku yang mempunyai dampak merugikan bagi individu atau masyarakat.
GANGGUAN MENTAL       : istilah ini menunjukan semua bentuk perilaku yang abnormal mulai dari yang                                                                 ringan sampai melumpuhkan.
Psikopatologi                        : kajian tentang perilaku abnormal atau gangguan mental

BENTUK PERILAKU ABNORMAL
Reaksi sementara Terhadap Stress Yakni menhadapi keadaan yang menimbulkan stress berat, orang yang sebelumnya sehat dapat mengalami gangguan kepribadian yang bersifat sementara, gangguan ini dapat berkembang secara tiba-tiba atau bertahap, ini bisa dihilangkan bila sumber stresnya dapat diatasi.


Sumber :
Supratiknya, 1995, Pengenal Perilaku Abnormal, Yogyakarta : Kanisius
Sutardjo A. Wiramihardja, 2005, Pengantar Psikologi Abnormal, Bandung : Refika Aditama
Jeffrey S. Nevid, dkk, 2005,  Psikologi Abnormal, Edisi Kelima, Jilid I,  Jakarta : Airlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar